Profil M. Farhan
Kenalan dulu yuk, dengan calon walikota Bandung
BANDUNG, KOMPAS.com – Calon wali kota Bandung nomor urut 3, Muhammad Farhan, memiliki cara tersendiri untuk merebut perhatian pemuda Kota Bandung yang masuk dalam kategori generasi Z atau Gen Z.
Farhan mengatakan, dalam musim kampanye Pilkada Kota Bandung 2024 seperti saat ini, dia tidak mau terlalu banyak mengikuti gaya hidup Gen Z.
Justru, untuk merebut hati para Gen Z Kota Bandung, Farhan membuat sebuah kegiatan diskusi ide dan inspirasi kreatif yang diberi nama Kukulutus Bari Mikir (Kuukir) berjudul “Mencetak Manusia Kreatif Made in Bandung” di Uncle D Space, Jalan Cigadung, Kota Bandung, Minggu (10/11/2024) malam.
“Saya bikin acara sama anak muda yang seumuran anak saya, karena saya itu paling geli menjadi politisi yang berusaha mengerti Gen Z dengan gagasan seperti gaya Gen Z. Saya mah, jadi bapak-bapak saja. Tapi sebagai bapak-bapak kita harus mengerti cara mereka berpikir, cara mereka menyikapi hidup, dan lain-lain,” kata Farhan, seusai diskusi, Minggu malam.
Farhan menjelaskan, Kuukir merupakan diskusi kreatif yang juga menjadi ajang ekspresi politik Gen Z Kota Bandung agar ke depan tidak menjadi generasi yang antipolitik.
Isu politik yang berkembang di generasi Z menurut Farhan adalah terkait kebebasan berekspresi dan isu kualitas lingkungan hidup yang berujung pada kualitas hidup di masa-masa mendatang saat mereka lebih dewasa.
“Maka ketika kita ngobrol, kita enggak ngobrol soal kebijakan publik, kita enggak ngobrol soal konstelasi politik, kita berbicara soal kegelisahan, apa yang membuat mereka gelisah. Masa depan mereka akan jadi seperti apa, sekarang Kota Bandung seperti ini, nanti lingkungan hidupnya akan jadi seperti apa,” jelasnya.
Farhan memandang jika Gen Z adalah generasi dengan daya kreativitas tinggi yang jika dipenuhi kebutuhan dasarnya, maka akan menjadi kekuatan ekonomi baru untuk Kota Bandung.
Rata-rata, lanjut Farhan, dengan kreativitas yang mereka miliki, anak muda generasi Z tidak lagi memikirkan isu-isu terkait kebutuhan dasar seperti sembako gratis, makan gratis, BBM murah, rumah murah, bahkan bantuan sosial.
Kekhawatiran generasi Z Kota Bandung menurut Farhan justru adalah jika tidak ada koneksi internet, sulitnya moda transportasi, jalan yang rusak, hingga kesempatan sekolah hingga S2 dan S3.
“Jadi sebetulnya pekerjaan pemerintah ringan, sediakan basic needs mereka, maka mereka akan tumbuh menjadi orang-orang kreatif yang luar biasa. Pastikan saja supply bahan makanan cukup, tidak ada inflasi besar-besaran, jalanan bagus, trotoar bagus, infrastruktur telekomunikasi bagus, mereka akan menjadi motor-motor pertumbuhan,” ungkapnya.
Salah satu rencana yang akan dilakukan Farhan untuk Gen Z jika nantinya terpilih menjadi wali kota Bandung adalah mengaktifkan kembali Bandung Creative Hub sebagai kantor startup anak muda Kota Bandung.
“Kita jadikan Creative Hub sebagai co-working house yang bagus dengan fasilitas internet, hiburan, pantry 24 jam, kita kasih pelatihan-pelatihan selama 3 bulan. Setelah 3 bulan nanti mereka saya persilakan untuk presentasi di depan para venture capitals,” ujarnya.
“Nanti kita undang venture capitals untuk melihat bibit-bibit bagus. Startup yang laku pindah dan ngantor sama si venture capitals, dan untuk yang tidak laku perbaiki proposalnya, nanti akan ditinjau lagi. Jadi nanti Creative Hub itu akan jadi technopark,” pungkasnya.