Pilkada Bandung 2024

Pilkada Bandung 2024 - Pilih Farhan Erwin untuk Walikota dan Wakil Walikota Bandung

Mewujudkan Kota Bandung yang Unggul, Terbuka, Amanah, Maju dan Agamis melalui pemerintahan yang berorientasi melayani serta berkelanjutan dalam mendukung pembangunan nasional..

Sorot Farhan soal Lahan Parkir dan Kreativitas di Kota Bandung

11 Oktober 2024 - 13:36

Bandung – Di tengah banyaknya masalah Kota Bandung, setidaknya ada dua hal yang membuat kota ini nampak tak seindah dulu lagi. Pertama soal citra Bandung sebagai kota kreatif yang sudah mulai luntur, kedua yakni soal semrawutnya Bandung di tengah ketiadaan lahan parkir.

Masih banyak titik parkir on street di Kota Bandung, ditambah lagi dengan kendaraan pribadi yang masih mendominasi. Hal ini membuat Kota Bandung kerap dikepung kemacetan. Permasalahan ini disuarakan oleh Uji, pemilik galeri seni lukis di kawasan Jalan Braga.

Di hadapan Calon Wali Kota Bandung Muhammad Farhan, Uji mengeluhkan kemacetan di Kota Bandung yang saat ini sudah semakin parah. Walaupun, pada sisi lain dirinya bersyukur karena kemacetan ini pertanda tumbuhnya pariwisata di Kota Bandung.

“Apalagi kalau weekend. Di weekday aku bisa sehari ke tujuh lokasi, di weekend enggak bisa. Di sisi lain saya bersyukur juga, pariwisata Bandung naik. Tapi apakah kemacetan ini akan jadi bumerang?,” tanya dia dalam program kampanye Farhan-Erwin KUUKIR (kukulutus bari mikir).

Perkataan Uji juga berkaitan dengan data awal tahun 2024, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bandung merilis data Laporan Kajian Rasio Pengguna Kendaraan Pribadi vs Kendaraan Umum Tahun 2023. Pengguna sepeda motor menduduki yang paling banyak sebesar 73,34%.

Sementara mobil digunakan 16,82% warga Bandung. Baru lah sisanya menggunakan kendaraan umum seperti angkot, bus, angkutan travel.

Melihat permasalahan soal kemacetan, Farhan menilai salah satu solusi realistis yakni menciptakan gedung khusus parkir kendaraan. Dengan adanya gedung parkir terkonsentrasi di satu tempat, Farhan meyakini hal ini bisa mengatasi kemacetan yang diakibatkan parkir kendaraan di badan jalan.

“Parkir di pool di satu titik, Jalan Riau misal. Dengan parkir di satu titik, akan membiasakan masyarakat untuk berjalan kaki. Kalau hujan, kan ada payung,” jawab Farhan.

Di gedung-gedung parkir itu pun, menurutnya bisa diciptakan pusat perekonomian yang diharapkan bisa menyejahterakan masyarakat. “Bikin gedung parkir berlantai-lantai. Di setiap lantai ada tempat usaha, kantin misalnya. Nanti PKL pun bisa ditata di sana,” sambung dia.

Dalam agenda tersebut, dihadirkan beberapa pemilih muda seperti mahasiswa, aktivis, dan pelaku usaha. Mereka yang hadir bisa menyampaikan apa pun kepada Farhan yang umumnya terkait persoalan di sekitar Kota Bandung.

Keluhan lainnya diungkapkan soal identitas Bandung sebagai kota kreatif dan keadilan bagi pelaku industri kreatif. Salah seorang peserta, Uyul, mengeluhkan hilangnya kreativitas anak muda Bandung yang pada 1990an terkenal melahirkan berbagai kegiatan seperti festival musik indie hingga pakaian.

“Acara musik di Saparua serta bagaimana dulu Bandung menjadi pelopor munculnya clothing (pakaian) lokal. Dulu kita betapa bangganya ketika menggunakan clothing Bandung,” katanya.

Dia pun berharap pemerintah mengambil peran agar berbagai kreativitas itu bisa kembali lahir di Kota Bandung. Uyul ingin mengembalikan citra Bandung ke tahun 2000-an awal.

Sementara suara lain disampaikan tentang minimnya infrastruktur untuk pertunjukan seperti pameran, festival musik, dan lainnya. Farhan pun memahami keluhan para anak muda tersebut, mengingat dirinya menjadi bagian generasi 1990-an yang berkembang dengan kreativitas yang sedang hangat di Kota Bandung.

“Persoalan-persoalan ini menjadi tantangan. Kreativitas dari Kota Bandung memang lagi berkurang,” kata Farhan.

a pun ingin mengembalikan Bandung sebagai pusat inovasi dan kreativitas. Cita-cita besar Farhan ingin menciptakan Bandung yang aman dan nyaman bagi pelaku usaha dan komunitas kreatif, dengan fokus pada peningkatan infrastruktur dan aksesibilitas.

Farhan yang tak lagi menjadi pelaku kreatif, menjabarkan kebijakannya nanti ketika terpilih menjadi Wali Kota Bandung. Menurutnya, pemerintah harus mendukung lahirnya kreativitas dengan menciptakan ekosistem sehingga akan lebih menguatkan.

Farhan pun ingin kembali menciptakan ekosistem kreatif di Bandung. “Itulah bagaimana pentingnya menciptakan ekosistem,” tutur Farhan.

SUMBER

×